Pages

Selasa, 13 Februari 2018

Mikrobiologi Lingkungan



A.    Pendahuluan
Mikrobiologi akuatik adalah sebuah kajian mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan marin, termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri, algae, protozoa, dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini (Pelczar,1988. Dalam Aufa Fadhli, 2011).
 Fungsi dari mikroorganisme ini bermacam-macam baik yang berfungsi sebagai pakan, penyaing maupun yang berfungsi sebagai penyebab penyakit. Kali ini kita akan membahas mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme yang dapat mengakitkan penyakit antara lain bakteri, virus, dan parasit. (Pelczar,1988). 
Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur dengan air khususnya pada air tanah dangkal. Mikroba yang paling berbahaya adalah mikroba yang berasal dari feces yaitu bakteri Coli. Mikroba yang berasal dari air yang tercemar dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia (Karyadi, 2010).
Pencemaran limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera. Mikroorganisme yang pada umumnya terdapat pada limbah domestik dalam jumlah banyak yaitu bakteri kelompok Coliform, Escherichia coli dan Streptococcus faecalis. Bakteri yang merupakan indikator kualitas suatu perairan adalah coliform, fecal coli, salmonella. Terdapat tiga kelompok bakteri indikator pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu fekal coliform, fekal streptococuc dan patogen (Feliatra, 2002).
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian (
Menurut Vega (1996) ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut: 
Pengolahan secara alamiah, pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di  tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. 
Kemudian pengolahan dengan penyaringan yaitu penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia yaitu zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
Air limbah berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, dan rembesan. Air ini mengandung DOM tinggi yang akan menyebabkan eutrofikasi dan deoksigenasi sungai. Selain itu, limbah ini juga mungkin mengandung senyawa beracun dan organisme patogen. Untuk menghilangkan atau meminimalisasikan kandungan limbah sebelum dibuang/dilepaskan ke lingkungan, maka dibutuhkan pengolahan dan perlakuan (treatment) terhadap limbah agar tidak membahayakan mahkluk hidup maupun lingkungan ( Priadie, 2012 ).
 Menurut Ni’matuzahroh (2010) ada 3 tahap perlakuan: primer, sekunder, dan tersier :
a. Pengolahan Primer: merupakan pemisahan fisik bahan organik tersuspensi (padatan) dalam bak pengendapan untuk mengurangi kebutuhan oksigen biologis (BOD). Pemisahan fisik limbah pada sistem primer diawali saat air limbah melewati jeruji untuk memisahkan partikel-partikel besar, kemudian memasuki saringan untuk menyaring partikel yang lebih kecil dan tangki grit untuk menyingkirkan pasir dan kerikil. Setelah itu limbah masuk ke tangki pengendapan dan dibiarkan tenggelam selama beberapa jam untuk mengendapkan padatan organik tersuspensi berupa lumpur atau biosolid. Perlakuan ini dapat mereduksi 20-30% dari kebutuhan oksigen biokimia (BOD).
b. Pengolahan Sekunder: Pada tahap ini, terjadi degradasi limbah oleh mikroba untuk mengurangi kandungan senyawa organik. Bahan organik dan nutrisi berkurang akibat aktivitas mikroba hingga 95% sehingga limbah aman untuk dialirkan masuk ke sungai. Perlakuan ini dapat dibagi menjadi proses pengolahan anoksik atau oksik.
b.1. Pengolahan Anoksik (Anaerobik): Pengolahan anoksik adalah serangkaian reaksi kompleks pencernaan dan fermentasi oleh campuran bakteri yang dapat menghapus 95% BOD, merupakan pilihan jika ada banyak materi terlarut, selulosa, dan limbah industry pada limbah yang diolah. Degradasi dilakukan dalam tangki besar yaitu tangki pengolahan lumpur atau bioreaktor. Komponen molekul dicerna dan difermentasi menjadi bentuk FA, H2, CO2. Komponen ini merupakan substrat untuk bakteri metanogen untuk membuat metana. Produk utamanya adalah metana dan CO2, yang dapat digunakan ataupun dibakar.
Teknologi bioremediasi oleh mikroba merupakan hasil pemikiran yang sistematik dari integrasi berbagai bidang ilmu, antara lain mikrobiologi, ekologi, fisiologi, biokimia, dan genetika yang dipadukan dengan menggunakan prinsip rekayasa untuk memaksimumkan reaksi metabolik mikroba yang diinginkan dalam pemulihan lingkungan yang tercemar (Kittrell, 2011).
Pemahaman tentang mikrobiologi dan lingkungannya merupakan faktor penting dalam perkembangan teknologi biodegradasi. Kunci utama penentu keberhasilan pengolahan limbah pencemar di lingkungan secara biologi adalah mengetahui faktor-faktor yang berinteraksi dalam biodegradasi itu sendiri. Bioremediasi mempunyai dua tujuan yaitu: a. menstimulasi pertumbuhan mikroba baik yang indigenus yaitu mikroba asli maupun non indigenus non indigenus atau mikroba yang sengaja dimasukkan dari luar ke daerah yang terkontaminasi, dan b. menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan intensitas kontak langsung antara mikroba dengan senyawa kontaminan di lingkungan baik yang terlarut maupun yang terikat oleh partikel untuk mengalami biotransformasi, biodegradasi, bahkan sampai biomineralisasi ( Kittrell, 2011 ).

B.     Pengantar Mikrobiologi Lingkungan
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme di lingkungan alamianya disebut dengan Ekologi Mikrobe. Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi dengan hubungan ergonosme atau kelompok organisme dengan lingkungannya.
Mikrobiologi lingkungan adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara mikroorganisme, bumi, dan atmosfer. Mikrobiologi lingkungan membahas antara lain mikrobiologi tanah dan udara, mikrobiologi limbah, dan mikrobiologi akuatik. Mikrobiologi lingkungan diterapkan pada bidang pertanian, industri, perikanan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Pengertian tersebut hampir sama dengan Ekologi Mikrobe. Namun, Mikrobiologi lingkungan lebih fokus pada memanfaatkan potensi mikrob serta meminimalisir dampak negatif yang dimilikinya untuk kesejahteraan umat manusia.
Subjek utama dari mikrobiologi lingkungan adalah mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup terkecil di bumi, namun memegang peranan penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Banyak sekali tipe mikroba di bumi. Kita hanya mengetahuinya tidak lebih dari 1% dari jumlah spesies mikroba di bumi. Mikroba berada di sekeliling kita, di udara, tanah, dan air. Dalam satu gram tanah terdapat 1 miliar mikroba yang terdiri dari ribuan spesies.
Ekosistem merupakan sistem yang dinamis suatu kenyataan yang menjadi jelas bila kita mengenali adanya populasi yang sedemikian besar dengan keaneka ragaman organisme yang juga besar. Diantara semua organisme yang terdapat dalam suatu ekosistem tertentu, mikroorganisme adalah yang redapat paling banyak dan memiliki  kemampuan paling tinggi untuk menyebabkan perubahan. Mikroorganisme memegang peranan yang menentukan dalam menguraikan sampah yang berasal dari manusia dan industri yang di buang ke dalam air atau tanah, mereka mampu melaksanakan daur ulang terhadap banyak macam bahan. Kualitas dan produktititas perairan alamia saling berkaitan, terutama dengan populasi mikrobenya. Udara yang bersih serta bebas debu mengandung relatif sedikit mikroorganisme. Dengan demikian dapat diketahui  bahwa  penilaian terhadap kualitas suatu lingkungan  memiliki kaitan yang erat dengan peranan mikroba.

C.    Sejarah Mikrobiologi Lingkungan
Mikrobiologi Lingkungan mulai menggeliat pada tahun 1970an yang dipicu oleh dua masalah lingkungan dan kesehatan yang melibatkan mikroorganisme. Sebelum periode 1970 tersebut, penyebaran penyakit via air, udara dan makanan yang marak terjadi bahkan hingga saat ini. Mendorong bidang ilmu ini melahirkan metode desinfeksi dan penyaringan sumber air sebelum dikonsumsi, hingga beberapa bakteri patogen mati dan mampu mereduksi kasus kolera dan tifus. Namun pada periode 1960, para ilmuwan mulai menyadari bahwa penyebab penyakit yang mampu ditransmisikan oleh air bukan hanya bakteri saja, ada beberapa agen patogen seperti virus Norwalk dan protozoa parasit Giardia yang mampu bertahan dari proses desinfeksi. Belum lagi 10% hingga 50% mikroorganisme penyebab penyakit lain yang belum dapat diidentifikasi.
Faktor sejarah lain yang menjadi pokok kajian dari Mikrobiologi lingkungan adalah penyebaran penyakit melalui bahan makanan (food-borne). Salah satu kasus yang terkenal adalah serangan protozoa Cyclospora yang ditularkan oleh buah Raspberry yang di-import oleh warga USA dari Guatemala. Menentukan keberadaan dan peranan dari mikroorganisme patogen pada lingkungan perairan, tanah dan udara adalah penggerak utama dari mikrobiologi lingkungan hingga beberapa dekade kedepan.
1.      Antoni Van Leuwenhoek (1632 – 1723)
Orang yang pertama kali mencipatakan mikroskop dan  mengetahui adanya dunia mikroorganisme. Mikroskop ciptaannya memberikan pembesaran 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga, diperoleh aneka hewan bersel satu (Infusoria / hewan tuangan). Tahun 1674 – 1683 ia mengadakan hubungan dengan lembaga Royal Society di Inggris, dan melaporkan hal-hal yang diamatinya kepada lembaga tersebut. Sebagai peletak batu pertama dalam sejarah mikrobiologi.
2.      Needham
Penganut pendapat Aristoteles (makhluk-makhluk kcil itu terjadi begitu saja dari benda mati), Needham selama tahun 1745-1750 mengadakan eksperimen dengan rebusan padi, daging Dan lain-lain. Air rebusan tadi disimpan dalam botol tertutup, tapi timbul mikroorganisme/ kehidupan baru timbul dari barang mati. Dikenal teori abiogenesis atau generatio spontanea.
3.      Spallanzani (1729-1799)
Pada tahun 1968 membantah pendapat Aristoteles. Ia mengatakan bahwa perebusan dan penutupan botol Needham tidak sempurna. Dia merebus daging berjam-jam dan dimasukkan dalam botol ternyata tidak diperoleh mikroorganisme baru. Sebagian orang berpendapat bahwa penutupan botol yang rapat tidakmemungkinkan masuknya udara untuk kehidupan mikroorganisme.
4.      Scultze
Pada tahun 1636 mempebaiki eksperimen Spallanzani dengan mengalirkan udara lewat asam atau basa yang keras. Tahun 1837 Schwann  membuat percobaan dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi. Mereka tidak menemukan mikroorganisme dalam kaldu. Orang keberatan dengan eksperimen mereka dengan mengatakan bahwa udara yang melewati asam/basa dan pipa panas sudah mengalami perubahan sedemikian.
5.      Schroeder & Ph Van Durch
Tahun 1834 menerangkan suatu cara untuk menyaring udara dengan melewatkan udara pada suatu kapas yang steril.  Dengan cara ini ternyata tidak ditemukan mikroorganisme. Tumbanglah teori abiogenesis.
6.      Louis pasteur
Tahun 1865 melakukan percobaan , menggunakan botol berisi kaldu dengan ditutup oleh pipa yang melengkung seperti leher angsa, dan tidak ditemukan mikroorganisme. Menyimpulkan “ Omne Vivum ex Ovo, Omne Ovum ex Vivo” (Semua kehidupan itu berasal dari sesuatu yang hidup).

D.    Peranan Mikroorganisme Dalam Kehidupan
Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya pada Pseudomonas putida dapat dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mampu mencerna minyak bumi pada kasus pencemaran air laut oleh pengeboran minyak lepas pantai atau kecelakaan kapal pengangkut minyak. Bacillus subtillis dapat dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mempunyai kemampuan mengimobilisasi logam berat pada limbah-limbah industri yang banyak mengandung logam berat. Aspergillus miger dapat dikembangkan untuk memetabolisme pestisida tertentu seperti endosulfan dan karbofuran.
Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) juga berperan dalam pengolahan air limbah atau limbah cair baik pada lagon system (sistem kolam), activated sludge system (sistem lumpur aktif), down flow sandfilter system ( sistem filter pasir aliran kebawah ) dan up flow sand filter system (sistem filter pasir aliran keatas). Salah satu fungsi biofilm tersebut adalah mendekomposisi protein menjadi amonia, nitrit dan nitrat.
Pencemaran lingkungan akhir-akhir ini menjadi permasalahan global yang menuntut pengelolaan yang efektif dan efisien dalam waktu yang relatif cepat. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya polutan industri, domestik, pertanian, peternakan, rumah sakit dan sebagainya. Pengelolaan pencemaran lingkungan bertujuan agar suatu kegiatan sedapat mungkin menghasilkan polutan sedikit mungkin atau menjadikan polutan tersebut tidak berbahaya lagi sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan kesehatan. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi. Pengelolaan secara biologi dapat menggunakan biota tingkat tinggi, biota tingkat rendah maupun mikroorganisme. Penggunaan biota tersebut baik sebagai biomonitoring maupun terlibat langsung dalam processing pengolahan limbah atau polutan.
Adapun beberapa peranan suatu mikroorganisme di dalam kehidupan maupun cara pengelolahannya adalah sebagai berikut :
1.      Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan menggantikan  untuk suatu proses produksi sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit. Beberapa contohnya adalah produksi enzim,vitamin, karbohidrat, dan lipida yang menggunakan mikroorganisme akan menghasilkan limbah produksi lebih sedikit jika dibandingkan dengan produksi  enzim, vitamin, karbohidrat, lipida yang menggunakan tumbuhan. Penggunaan Bacillus thuringiensis  sebagai bioinsektisida dan  penggunaan Bacillus subtilis sebagai pupuk bio-fosfor.
2.      Miroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersihan (biocliner). Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih (bio-cliner) jenis-jenis polutan (limbah) yang digunakan dapat digunakan dapat menghasilkan bahan yang lebih bernilai ekonomis seperti:
a.       Produksi biogas
Limbah-limbah dari rumah tangga, pertanian, dan industry yang diurai oleh bakteri kelompok metanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar merupakan metana.  Biogas metana dapat terjadi dari penguraian limbah  organik yang mengandung protein dan karbohidrat.  Secara lebih ringkas, dapat dinyatakan bahwa bakteri yang berperan dalam perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada dua macam yaitu: bakteri pembentuk asam dan merombak bahan organik dan menghasilkan asam lemak. Proses ini dilakukan oleh bakteri-bakteri Pseudomonas, Flavobacterium, Alkaligenes, Escherichia, Aerobacter. Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan, dan menghasilkan gas bio (sebagaian besar menghasilkan metan) bakteri-bakteri tersebut adalah Methanobacterium,Methanosarcina, dan Methanococcus. Di samping itu juga ada kelompok bakteri lain yang memanfaatkan unsur-unsur sulfur (S) dan membentuk H2S yaitu bakteri Desulvovibrio.
b.      Untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi.
Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi  limbah minyak bumi di daerah kilang minyak (terutama kilang minyak lepas pantai). Atau pada kecelakaan kapal pengangkut minyak bumi. Golongan  Pseudomonas,  seperti Pseudomonas putida mampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan bagian utama penguraian  hidrokarbon terdapat pada plasmid.  Bakteri yang mengandung plasmid rekombinan  kultur dalam jerami dan dikeringkan. Jerami berrongga yang telah berisi  kultur bakteri  kering dapat disimpan dan dikeringkan dapat disimpan dan digunakan jika diperlukan. Pada jerami akan menyerap minyak dan bakteri akan menguraikan tumpahan minyak itu menjadi senyawa yang tidak  berbahya dan tidak menimbulkan polusi.
c.       Untuk Mengatasi Limbah Logam Berat.
Limbah pabrik yang banyak mengandung lsogsm berat dapat dibersihkan oleh mikroorganisme yang dapat  menggunakan logam berat sebagai nutrient atau hanya menyerap (imobilisasi)  logam berat. Mikroorganisme yang dapat digunakan diantaranya adalah Thiobacilus ferrooxidas dan Bacilus subtilis. Thiobacilus ferrooxidas  mendapatkan energy dari senyawa organic seperti bahan yang berguna asam fumarat dan besi sulfat. Bacilus subtilis memiliki kemampuan mengikat logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al, dan fe dalam bentuk nitrat.
d.      Pengolahan Limbah Yang Kaya Akan Protein.
Limbah-limbah yang kaya protein jika terdekomposisi oleh bakteri decomposer akan menghasilkan nitrat, nitrit, dan ammonia. Ketiga hasil dekomposisi ini dapat mengakibatkan lingkukan dan kesehatan.
E.     Ruang Lingkup Mikrobiologi Lingkungan
Ruang lingkup mikrobiologi lingkungan sangatlah luas, oleh karenanya mikrobiologi lingkungan membahas beberapa aplikasi mikroorganisme padaaspek lingkungan, interaksi mikroorganisme dengan sesama mikroorganisme, mikrobiologi lingkungan berdasarkan habitat mikroorganisme diantaranya mikrobiologi tanah dan udara, mikrobiologi limbah dan bioremediasi, dan mikrobiologi akuatik, mikrobiologi rumen. Mikrobiologi lingkungan juga diterapkan pada bidang pertanian, industri, kesehatan, dan lain sebagainya yang termasuk ke dalam mikrobiologi lingkungan berdasarkaan sasaran masalah yang diselidiki.

1.      Berdasarkan  habitat mikroorganisme:
·           Mikrobiologi tanah      : ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam tanah
·           Mikrobiologi udara     : ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam udara
·           Mikrobiologi akuatik   : ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam air
·           Mikrobiologi Rumen   : ilmu yang mempelajari kehidupan mikroorganisme di dalam sistem makhluk hidup lain yaitu manusia dan hewan
2.        Berdasarkan sasaran masalah yang diselidiki:
·           Mikrobiologi pertanian            : ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang pertanian
·           Mikrobiologi industri              : ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang industry, baik yang mengntngkan (misalnya dalam pembuatan) ataupun yang merugikan (misalnya dalam proses pembusukan dan kerusakan)
·           Mikrobiologi kesehatan           : ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang kesehatan (penyakit, imunisasi, antibiotika ddan sebagainya)
·           Mikrobiologi pertambangan    : ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang pertambangan dan geologi (misalnya minyak)








DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto MAK, 2002.  Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas  Muhammadiyah Malang Press.
Budiyanto, 2001.  Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Feliatra.2002. Sebaran Bakteri Eschericia Coli di Perairan Muara Sungai Bantan Tengah Bengkalis. Riau : Universitas Negeri Riau.
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
Karyadi. 2010.Partisipasi Masyarakat dalam Program Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di RT 30 RW 07 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Kittrell, Mindy Miller. 2011. Applied and Environmental Microbiology. Pearson Education Inc.
Krisno, Agus. 2010. Hand out-10 Mikrobiologi lingkungan, Pertanian, dan Peternakan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Ni’matuzahroh. 2010. Bioremediasi Limbah Pencemar Oleh Mikroorganisme. Universitas Airlangga: Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi.
Priadie, Bambang. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai  Alternatif dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana : UNDIP.
Pelczar, Michael J.1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi 2 (diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, et al). Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Vega-Mercado. 1996. Inactivation of proteolytic enzymes and selected microorganisms in foods using pulsed electric fields. Washington : Washington State University.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press.