PENGOLAHAN AIR
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan
Dosen Pengampu :
Anggita Rahmi, M.Si
Disusun Oleh :
Nafisah tsamrotul
fuadah
Nurul mudiah
Nurul fitri
khoirunnisa
Novia rahmawati
Nadya milati
Neng fitri Agistina
Tuti Muflihah
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
Puji syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho-Nya
makalah yang berjudul “Pengolahan Air” ini dapat diselesaikan dan diajukan
untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi Lingkungan . Terima kasih penulis
ucapkan kepada dosen mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini. Dan tak lupa pula ucapan terimakasih, penulis
ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung untuk penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan mungkin jauh dari
sempurna, penulis pun sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik allah SWT. Namun
sebagai manusia kita pun harus berusaha mempersembahkan yang terbaik dalam hal
apapun. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini memberikan banyak manfaat kepada pembacanya.
Akhir kata,
penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembacanya. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bandung, 10 April 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk
kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu keberadaan
air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan
kehidupan. Air tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah
mungkin ada kehidupan. Semua orang tahu betul akan pentingnya air sebagai
sumber kehidupan. Namun, tidak semua orang berpikir dan bertindak secara bijak
dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang mengitarinya. Malah
ironisnya, suatu kelompok masyarakat begitu sulit mendapatkan air bersih,
sedangkan segelintir kelompok masyarakat lainnya dengan mudahnya
menghambur-hamburkan air.
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut
sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak
jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim
kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi
itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur
atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun
berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya
merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Di Indonesia, akses terhadap air bersih masih menjadi masalah.
Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari air sungai, danau, waduk
dan sumur. Pencemaran oleh mikroorganisme
terhadap badan air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering
terjadi, dan saat ini pencemaran dari faktor kimia dan fisika misalnya
pencemaran oleh senyawa polutan mikro yang bersifat mutagenik dan/atau yang
menyebabkan kanker perlu diwaspadai.
Pesatnya pembangunan wilayah Indonesia dan laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang sering kali
tidak tersedia untuk penduduk, dan juga akibat penggunaan teknologi produksi
yang mana sering tidak atau kurang ramah
terhadap lingkungan atau kesehatan masyarakat.
Pengolahan air bersih adalah suatu
usaha teknis yang dilakukan untuk memberikan perlindungan pada sumber air
dengan perbaikan mutu asal air sampai menjadi mutu yang diinginkan dengan
tujuan agar aman dipergunakan oleh masyarakat pengkonsumsi air bersih.
Pengolahan air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun
2010 (PERMENKES 492/2010), yang didalamnya terdapat syarat-syarat air hasil
pengolahan penjernihan agar dapat dikonsumsi layaknya air minum (Narita, Kadek,
et al, 2011).
1.2
Tujuan
1. Apa yang disebut dengan
air?
2.
Apa
saja fungsi air ?
3.
Bagaimana karaktristik air?
4.
Apa saja sumber air ?
5.
Bagaimana cara membedakan air bersih dan air kotor?
6.
Bagaimana cara mengolah air?
7.
Bagaimana cara pengolahan air limbah secara sederhana ?
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian air
2. Untuk mengetahui
fungsi air.
3. Untuk mengetahui membedakan antara air bersih dan air
kotor.
4. Untuk mengetahui sumber air.
5. Untuk mengetahui cara mengolah air kotor menjadi air
bersih.
6. Untuk mengetahui cara mengolah air bersih menjadi air
minum.
7. Untuk mengetahui cara pengolahan air limbah secara
sederhana.
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN AIR
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan
pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga
dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan
lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi
kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.
Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara
dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik
dapat menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi
kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan
suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat
kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organik.
Air sering disebut
sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada
dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah
ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup.
Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media
yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air
sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
2.2 Fungsi Air Dalam Kehidupan
1.
Mengontrol suhu tubuh
2. Faktor penting untuk
pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa oksigen dan sari-sari
makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan organ tubuh termasuk
otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan berfungsi dengan
baik.
3. Detoksifikasi,
membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat sekresi
sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di
dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.
4. Fungsi lainnya bagi
kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu penurunan berat badan,
menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan otot menjadi rileks,
melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta kesegaran tubuh.
5. Sebagai sumber
kehidupan di muka bumi.
2.3 KARAKTERISTIK AIR
Karakteristik fisik Air :
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya
bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan
bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar
oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme,
bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat
meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme
dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam
kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air
:
1. pH
Pembatasan pH dilakukan
karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi.
Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana
disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (dissolved
oxygent)
DO adalah jumlah
oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan
DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD (biological
oxygent demand)
BOD adalah banyaknya
oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan
organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk
memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
4. COD (chemical oxygent
demand)
COD adalah banyaknya
oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi: +
95%terurai
Zat Organik + O2
→ CO2 + H2O
5. Kesadahan
Kesadahan air yang
tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat
memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air
pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang
tinggi dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia
yang beracun
Kehadiran unsur arsen
(As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak
ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan
timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat
oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.4 SUMBER AIR
Banyak sumber air yang bisa dimanfaatkan
sebagai air baku untuk air minum, yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah.
Sumber air dan kualitas dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu: air permukaan,
air tanah, dan air hujan.
·
Air
Permukaan
Air
permukaan paling banyak dimanfaatkan sebagai air baku karena ketersediaannya
lebih banyak, namun secara kualitas lebih buruk karena pengaruh pencemaran dan
erosi.
·
Air
Tanah
Secara
alamiah kualitas air tanah dipengaruhi oleh susunan kimia batuan yang dilalui
Air bersihselama proses peresapan. Kualitas air tanah berbeda-beda menurut
wilayah batuan dan daerah tangkapannya. Selain proses pelarutan mineral air,
tanah juga mengalami proses penyaringan dan pembersihan diri sehingga
kualitasnya cukup baik sebagai air minum.
·
Air
Hujan
Pada
beberapa daerah yang tidak cukup mempunyai sumber air tanah dan permukaan. Air
hujan bisa dimanfaatkan untuk keperluan sumber air minum dan rumah tangga.
Tekniknya dengan pengumpulan dari atap bangunan. Air hujan bersifat asam dan
bersifat lunak.
·
Mata
air
Mata aiar
adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam
tanah yang muncul ke permukaan tanah
akibat tekanan , sehigga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar.biasanya
lokasi mata air erupakan darah terbuka sehingga mudah terkontaminasi oleh
lingkungan sekitar.
2.5 AIR BERSIH
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasan
nya, air bersih adalah yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
munum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas
air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga
apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PER/1990). Pesyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan
terhadap sistem distribusi air bersih dari isntalasi air bersih sampai pada
konsumen.
Ditinjau dari
sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar
antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan
bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat
1. Ciri-ciri Air Bersih
Jernih, tidak berbau,
tidak berasa &tidak berwarna.
Suhunya sebaiknya sejuk
dan tidak panas.
Bebas unsur-unsurkimia
yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg)
dan mangan (Mn).
Tidak mengandung unsur
mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total coliforms.
2. Karakteristik Air
Kotor
Berwarna kotor.
Suhunya panas.
Mengandung unsur-unsur
Fe, Zn, Hg dan Mn.
Biasanya air ini
mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta
bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainnya.
Substansi organik dalam
air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam
amino.
gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan
karbohidrat, termasuk selulosa.
2.6 Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih
Pengolahan air bersih
didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air sungai
atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga
zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan
yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir,
klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk
menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk
koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat
pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang
diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir
berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi
hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu
untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena penggunaan tawas.
1. Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih
di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air sederhana.
Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur
dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa,
sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini
dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku yang kekeruhan
dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk
menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku.
Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia
dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi
proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok
yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah
setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini,
sisa-sisa flok akan tertahan.
Dari bak pasir
diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup bersih ini
ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan kapur
untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari
bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya
dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
2.
Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air
bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak
flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a.
Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada
proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena
pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan
berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel
koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan
secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan
atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang
pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic
jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara
Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah dari unit
koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixin).
c.
Filtrasi
Setelah proses
sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir
ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga
ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses
pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi
berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk
ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d.
Reservoir
Setelah dari WTP dan
berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena
kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini
biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada
tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit,
atau gunung.
Gabungan dari unit-unit
pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat
biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu
kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP
ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk
didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi.
3. Pengolahan Air Kotor (Limbah
Industri)
Kadang-kadang
aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi
beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat
dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena
tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom
dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH
tinggi.
Krom
mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali
dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain
mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan
memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas,
kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT
dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif.
Keragaman
laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem
penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan
mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit
oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak
digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif,
apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia.
Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat
nitrogen yang tinggi.
Dalam
operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan mikro
untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
2.7 Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah
untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya
lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai
kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah
sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
a.
Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan
sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke
badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang
terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini
tidak dapat dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini
menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan
air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.
Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
b.
Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.
Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka
sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara
lain sebagai berikut:
Empat unsur yang
berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang,
bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah
melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh
dengan subur.
pada proses sintesis
untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh
sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh
bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam
air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai
BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan
dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
c.
Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini
terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi,
rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan
protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
4. Penyaringan
Air
a. Saringan
Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik
penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari
kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
b. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan
kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada
dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan
kapas yang digunakan.
c. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam
air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon
dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari
air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut
dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan
membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses
sedimentasi atau filtrasi.
d. Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih
didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih
dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
e. Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni
dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air
baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan
pasir.
f. Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua
tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air
hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan
Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas
air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi
debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat
digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
g. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan
satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan
bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang
kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang
aktif.
h. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir
arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan
injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap
i. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan
jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik
menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh
bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan
tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.
Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini
dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
j. Saringan Cadas / Jempeng /
Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring
dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh
masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring
air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng
relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
k. Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk
khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada
bagian dasarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah
satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka
bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak
tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan
oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang
sudah kotor menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan
alat yang canggih.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses
diantaranya :
1.
Koagulasi
2.
Flokulasi
3.
Filtrasi
4.
Reservoir
Cara
pengolahan air limbah secara sederhana:
1.
Pengenceran (Dilution).
2.
Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
3.
Irigasi.
Penyaringan
Air diantaranya :
1.
Saringan Kain Katun.
2.
Saringan
Kapas.
3.
Aerasi.
4.
Saringan
Pasir Lambat (SPL).
5.
Saringan
Pasir Cepat (SPC).
6.
Gravity-Fed
Filtering System.
7.
Saringan
Arang.
8.
Saringan air
sederhana / tradisional.
9.
Saringan
Keramik.
10.
Saringan
Cadas / Jempeng / Lumpang Batu.
11.
Saringan
Tanah Liat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous,
1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan, Kantor Menteri
Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang :
Erlangga.
Fandeli,
Chafid. 1995. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan. Yogyakarta
: Liberty.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Suratmo,
Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.