Pencemaran air adalah hal yang sebisa mungkin harus dihindari dari
kehidupan sehari-hari. Hal ini karena air merupakan komponen yang paling
penting dalam kehidupan. Air paling utama digunakan manusia untuk minum,
mencuci, mandi, dan sebagainya. Untuk itu, kualitas air perlu dijaga sebaik
mungkin agar tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi pengguna air tersebut.
Selain terhindar dari bahan kimia berbahaya dan cemaran lainnya,
air juga harus tercemar dari cemaran biologis seperti mikroba. Menurut
Sulistyawati (2003), tingkat proporsi angka kuman lebih dari 100 koloni/ml
adalah 25,71%, serta sampel yang mengandung bakteri sebanyak 45,71%. Semua air
minum sebisa mungkin harus terhindar dari kontaminasi bakteri, terutama bakteri
pathogen. Bakteri E. coli biasa digunakan sebagai acuan tercemarnya perairan.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan berbagai metode.
1.
Membrane Filter Technique
Metode yang pertama adalah membrane filter technique. Chandra
(2005) menjelaskan bahwa teknik filter membran ini ditemukan oleh Goetz dari
German pada tahun 1947. Teknik ini telah digunakan di berbagai negara sebagai
standar dalam pemeriksaan organisme koliform. Prosedur yang dapat dilakukan
pada metode ini yaitu, sampel air ±500cc disaring dengan membran khusus yang
terbuat dar bahan cellulose ester. Semua bakteri akan melekat di atas
permukaan membran. Selanjutnya bakteri yang melekat pada membran itu dipindahkan
ke atas kapas atau tissue yang mengandung cairan endomedia/ Eosin Methylene
Blue Medium, lalu disimpan dalam incubator selama 20 jam pada temperatur 37oC.
Jika terdapat organisme koliform dalam sampel air, maka akan terbentuk
koloni-koloni bakteri berwarna merah dan hitam mengkilap (Chandra, 2005).
Gambar 1. Membrane
Filter Technique
2.
Multiple Tube Method
Metode yang kedua adalah dengan Multiple tube method. Metode
ini memiliki dasar pemeriksaan estimasi jumlah paling memungkinkan (most
propable number, MPN) organisme koliform dalam 100 cc air. Prosedur metode ini
yaitu dengan menyediakan satu seri tabung yang mengandung media Mc Conkey’s
Lactose Bile Salt Broth dan Bromcresal Purple sebagai indikator.
Setiap 5 tabung dimasukan sampel air yang akan diperiksa masing-masing sebanyak
0.1 cc, 1 cc, dan 10 cc. Tabung disimpan dalam inkubator selama 48 jam pada
temperatur 37oC. Jika dalam sampel air terdapat kontaminasi tinja
maka organisme koliform akan memfermentasikan laktosa yang kemudian
menghasilkan asam dan gas di dalam tabung. Dari jumlah tabung positif dapat
ditentukan MPN organisme koliform dalam 100 cc sampel air.
Gambar 2. Multiple
Tube Method
Tabung yang menunjukkan hasil positif diambil sampelnya dan
diinokulasikan pada 2 tabung yang berisi Brilliant Green Bile Lactose Broth.
Tabung pertama dimasukan ke dalam inkubator selama 48 jam pada temperatur 37oC
dan tabung kedua dimasukkan dalam inkubator selama 48 jam pada temperatur 44oC.
Bakteri E. coli merupakan satu-satunya organisme koliform yang dapat
membentuk gas dari laktose pada temperatur 44oC (Chandra, 2005).
3.
Primary Health Care Technique
Teknik ini pada prinsipnya hampir sama dengan Membrane Filter
Technique dan digunakan di lapangan saat terjadi wabah penyakit muntaber
dan hanya dipakai sebagai indikator uji pembuktian adanya kontaminasi tinja
manusia. Sementara pada tinja manusia sendiri terdapat berbagai bakteri yang
dapat lebih mencemari air, termasuk salah satunya adalah bakteri E. coli.
Gambar 3. Primary Health Care Technique
Referensi:
Chandra,
Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Sulistyawati,
Dwi. 2003. Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen
di Kota Semarang, Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar