Mikroorganisme seperti
halnya organisme lain yang berada dalam lingkungan yang komplek senantiasa
berhubungan baik dengan pengaruh faktor abiotik dan pengaruh faktor biotik.
Sedikit sekali di alam ada suatu jenis mikroorganisme yang hidup secara
individual. Sekalipun suatu biakan mikroorganisme murni yang tumbuh dalam suatu
medium, tetap akan beruhubungan dengan pengaruh faktor lingkungan secara
terbatas. Mikroorganisme umumnya hidup dalam bentuk asosiasi membentuk suatu
konsorsium laksana suatu “Orkestra” yang satu dengan lainnya bekerja sama.
Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama mikroorganisme, dengan
hewan dan dengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang
spesifik yang dikenal dengan simbiosis.
Interaksi antar
mikroorganisme yang menempati suatu habitat yang sama akan memberikan pengaruh
positif, saling menguntungkan dan pengaruh negatif; saling merugikan dan
netral; tidak ada pengaruh yang berarti. Interaksi yang “netral” sebenarnya
jarang terjadi hanya dapat terjadi dalam keadaan dorman seperti endospora.
Interaksi antar mikroba
dibagi menjadi 5 tipe, yaitu:
1.
Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua
populasi yang tidak saling mempengaruhi dan terjadi pada kepadatan populasi
yang sangat rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat. Netralisme
terjadi pada keadaan mikroba tidak aktif, misal dalam keadaan kering beku, atau
fase istirahat (spora, kista). Contoh: interaksi antara mikroba allocthonous
(nonindigenous) dengan mikroba autocthonous (indigenous).
Adapun contoh lainnya yaitu terdapat
pada siklus nitrogen. Siklus tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Siklus nitrogen
pada siklus nitrogen simbiosis sinergisme yang terjadi yaitu dalam siklus nitrogen diatas dapat terlihat bahwa banya berbagai jenis bakteri yang sangat berperan dalam siklus nitrogen diantaranya yaitu adalah : Nitrobacter dan Nitrosomonas. diantara bakteri tersebut mereka saling membantu satu sama lain untuk menghasilkan suatu produk yang besar yakni nitrogen yang akan digunakan oleh tumbuhan.
2.
Mutualisme
Interaksi antar mikroorganisme dapat
saling menguntungkan, interaksi semacam ini disebut mutualisme. Hubungan
interaksi mutualisme dapat terjadi antar mikroorganisme yang berkerjasama dalam
proses metabolisme. Biasanya satu jenis mikroorganisme menyediakan nutrisi bagi
mikroorganisme lain begitupula sebaliknya.
Contohnya: Streptococcus faecalis
dan Lactobacillus arabinosis yang bisanya tidak dapat tumbuh pada
medium tanpa glukosa. S. faecalis membutuhkan asam folat yang dihasilkan
oleh L. arabinosus sebaliknya L. arabinosus membutuhkan
fenilalanin yang dihasilkan oleh S. faecalis. Ketika kedua baiakan
mikroorganisme ditumbuhkan dalam medium yangsama, maka mereka mendapatkan
nutrisi yang lengkap.
Contoh lain antara bakteri Escherichia
coli dan Proteus vulgaris, dimana E.coli menghidroslisis
laktosa bagi Proteus vulgaris, sementara itu P. vulgaris menguraikan
urea yang melepaskan sumber Nitrogen bagi pertumbuhan E.coli.
3.
Sinergisme
Asosiasi melibatkan 2 populasi atau
lebih dalam keperluan nutrisi bersama, maka disebut sintropisme yang sangat
penting dalam peruraian bahan organik tanah, atau proses pembersihan air secara
alami. Contoh: Sinergisme Streptococcus faecalis dan E.Coli dan memproduksi
arginin menjadi putresin.
Arginin
-------------à
Ornitin
S. faecalis E. coli
Putresin
Contoh
lainnya yaitu metana yang dihasilkan dalam sedimen danau dan teluk oleh aksi
methanogen. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar diawah ini:
Gambar 2. Methanotrof mengoksidasi metana di udara kepermukaan air.
4.
Komensalisme
Interaksi antara mikroorganisme dengan
organisme lain dimana satu jenis dapat diuntungkan dan jenis lain tidak
dirugikan, hubungan interaksi semacam ini disebut komensalisme atau metabiosis.
Interaksi bentuk komensalisme antar mikroorganisme biasanya berhubungan dalam
proses metabolisme, satu jenis mikroorganisme memberikan kondisi yang cocok
untuk pertumbuhan mikroorganisme lain.
Sebagai contoh dalam saluran pencernaan
manusia mikroorganisme anaerob obligat merupakan mikroorganisme yang berlimpah
dan tumbuh dengan optimal. Bakteri asam asetat dan khamir terjadi hubungan
komensalisme selama proses fermentasi asam asetat, dimana sel khamir
menyediakan substrat alkohol bagi pertumbuhan bakteri asam asetat.
Gambar 3 Zona danau/kolam dengan
beberapa mikroorganisme representatif disetiap zona. Mikroba akan mengisi niche
yang bervariasi dalam hal cahaya, nutrisi dan ketersediaan oksigen.
5.
Antagonisme
Hubungan antara mikroorganisme dengan
organisme lain yang saling menekan pertumbuhannya disebut antagonisme. Bentuk
interaksi ini merupakan suatu hubungan asosial. Biasanya Spesies yang satu
menghasilkan suatu senyawa kimia yang dapat meracuni spesies lain yang
menyebabkan pertumbuhan spesies lain tersebut terganggu. Senyawa kimia yang
dihasilkan dapat berupa sekret atau metabolit sekunder.
Contoh dari antagonisme antara lain Streptococcus
lactis dengan Bacillus subtilis. Pertumbuhan B. subtilis akan
terhambat karena asam laktat yang dihasilkan oleh S. lactis. Interaksi
antagonisme disebut juga antibiois.
Bentuk lain dari interaksi antagonisme
di alam dapat berupa kompetisi, parasitisme, amensalaisme dan predasi. Biasanya
bentuk interaksi ini muncul karena ada beberapa jenis miktororganisme yang
menempati ruang dan waktu yang sama, sehingga mereka harus memperebutkan
nutrisi untuk tetap dapat tumbuh dan berkembangbiak. Akhirnya dari interaksi
semacam ini memberikan efek beberapa mikroorganisme tumbuh dengan optimal,
sementara mikroorganisme lain tertekan pertumbuhannnya.
a.
Kompetisi
Hubungan negatif antara 2 populasi
mikroba yang keduanya mengalami kerugian yang ditandai dengan menurunnya sel
hidup dan pertumbuhannya. Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang
menggunakan nutrien/makanan yang sama, atau dalam keadaan nutrien terbatas.
Contoh: antara protozoa Paramaecium
caudatum dengan Paramaecium aurelia.
Gambar 4 Interaksi
antar mikroba pada limbah
b.
Amensalisme
Asosiasi antar spesies yang menyebabkan
salah satu pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh
apapun. Umumnya merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba
lain, misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.
Contoh: bakteri Acetobacter yang
mengubah etanol menjadi asam asetat. Asam tersebut dapat menghambat pertumbuhan
bakteri lain.
c.
Predatorisme
Hubungan predasi terjadi apabila satu
organisme predator memangsa atau memakan dan mencerna organisme lain(Prey).
Umumnya predator berukuran lebih besar dibandingkan prey, dan peristiwanya
berlangsung cepat Contohnya adalah Protozoa (predator) dengan bakteri (prey).
Protozoa Didinium nasutum (predator) dengan Paramaecium caudatum (prey).
Gambar 5.
Makrofag yang menelan bakteri berbentuk batang setelah fase awal menginfeksi
d.
Parasitisme
Terjadi antara dua populasi, satu
diuntungkan (parasit) dan populasi lain dirugikan (host/inang). Terjadi karena
keperluan nutrisi dan bersifat spesifik, ukuran parasit biasanya lebih kecil
dari Inangnya dan memerlukan kontak secara fisik maupun metabolik serta waktu
kontak yang relatif lama. Contoh: Jamur Trichoderma
sp. Memparasit jamur Agaricus sp.
Gambar 6.
Parasit pada buah anggur
0 komentar:
Posting Komentar