A. Pendahuluan
Mikrobiologi akuatik adalah sebuah kajian mengenai
mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan marin, termasuk
mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri, algae,
protozoa, dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini
(Pelczar,1988. Dalam Aufa Fadhli, 2011).
Fungsi dari mikroorganisme ini
bermacam-macam baik yang berfungsi sebagai pakan, penyaing maupun yang
berfungsi sebagai penyebab penyakit. Kali ini kita akan membahas mikroorganisme
yang dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme yang dapat mengakitkan penyakit
antara lain bakteri, virus, dan parasit. (Pelczar,1988).
Kualitas air secara
biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar,
patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur dengan air
khususnya pada air tanah dangkal. Mikroba yang paling berbahaya adalah mikroba
yang berasal dari feces yaitu bakteri Coli. Mikroba yang berasal dari air yang
tercemar dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia (Karyadi, 2010).
Pencemaran limbah dalam
suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah mikroorganisme dalam
perairan tersebut. Air buangan kota dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya
meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah
bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera. Mikroorganisme
yang pada umumnya terdapat pada limbah domestik dalam jumlah banyak yaitu
bakteri kelompok Coliform, Escherichia coli dan Streptococcus faecalis. Bakteri
yang merupakan indikator kualitas suatu perairan adalah coliform, fecal coli,
salmonella. Terdapat tiga kelompok bakteri indikator pencemaran perairan
rekreasi pantai yaitu fekal coliform, fekal streptococuc dan patogen (Feliatra,
2002).
Air
merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena
kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri
sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat
badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar
80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara
lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian (
Menurut Vega (1996) ada beberapa cara pengolahan air minum
antara lain sebagai berikut:
Pengolahan secara alamiah, pengolahan
ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai
macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di dalam
penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian
akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya
terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam
air akan ikut mengendap.
Kemudian pengolahan dengan
penyaringan yaitu penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan
kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan
oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia yaitu zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia yaitu zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
Air
limbah berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, dan rembesan. Air ini
mengandung DOM tinggi yang akan menyebabkan eutrofikasi dan deoksigenasi sungai.
Selain itu, limbah ini juga mungkin mengandung senyawa beracun dan organisme
patogen. Untuk menghilangkan atau meminimalisasikan kandungan limbah sebelum
dibuang/dilepaskan ke lingkungan, maka dibutuhkan pengolahan dan perlakuan
(treatment) terhadap limbah agar tidak membahayakan mahkluk hidup maupun
lingkungan ( Priadie, 2012 ).
Menurut Ni’matuzahroh (2010) ada 3 tahap
perlakuan: primer, sekunder, dan tersier :
a.
Pengolahan Primer: merupakan pemisahan fisik bahan organik tersuspensi
(padatan) dalam bak pengendapan untuk mengurangi kebutuhan oksigen biologis
(BOD). Pemisahan fisik limbah pada sistem primer diawali saat air limbah
melewati jeruji untuk memisahkan partikel-partikel besar, kemudian memasuki
saringan untuk menyaring partikel yang lebih kecil dan tangki grit untuk
menyingkirkan pasir dan kerikil. Setelah itu limbah masuk ke tangki pengendapan
dan dibiarkan tenggelam selama beberapa jam untuk mengendapkan padatan organik
tersuspensi berupa lumpur atau biosolid. Perlakuan ini dapat mereduksi 20-30%
dari kebutuhan oksigen biokimia (BOD).
b.
Pengolahan Sekunder: Pada tahap ini, terjadi degradasi limbah oleh mikroba
untuk mengurangi kandungan senyawa organik. Bahan organik dan nutrisi berkurang
akibat aktivitas mikroba hingga 95% sehingga limbah aman untuk dialirkan masuk
ke sungai. Perlakuan ini dapat dibagi menjadi proses pengolahan anoksik atau
oksik.
b.1.
Pengolahan Anoksik (Anaerobik): Pengolahan anoksik adalah serangkaian reaksi
kompleks pencernaan dan fermentasi oleh campuran bakteri yang dapat menghapus
95% BOD, merupakan pilihan jika ada banyak materi terlarut, selulosa, dan
limbah industry pada limbah yang diolah. Degradasi dilakukan dalam tangki besar
yaitu tangki pengolahan lumpur atau bioreaktor. Komponen molekul dicerna dan difermentasi
menjadi bentuk FA, H2, CO2. Komponen ini merupakan substrat untuk bakteri
metanogen untuk membuat metana. Produk utamanya adalah metana dan CO2, yang
dapat digunakan ataupun dibakar.
Teknologi
bioremediasi oleh mikroba merupakan hasil pemikiran yang sistematik dari
integrasi berbagai bidang ilmu, antara lain mikrobiologi, ekologi, fisiologi,
biokimia, dan genetika yang dipadukan dengan menggunakan prinsip rekayasa untuk
memaksimumkan reaksi metabolik mikroba yang diinginkan dalam pemulihan lingkungan
yang tercemar (Kittrell, 2011).
Pemahaman
tentang mikrobiologi dan lingkungannya merupakan faktor penting dalam
perkembangan teknologi biodegradasi. Kunci utama penentu keberhasilan
pengolahan limbah pencemar di lingkungan secara biologi adalah mengetahui
faktor-faktor yang berinteraksi dalam biodegradasi itu sendiri. Bioremediasi
mempunyai dua tujuan yaitu: a. menstimulasi pertumbuhan mikroba baik yang
indigenus yaitu mikroba asli maupun non indigenus non indigenus atau mikroba
yang sengaja dimasukkan dari luar ke daerah yang terkontaminasi, dan b.
menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan intensitas kontak
langsung antara mikroba dengan senyawa kontaminan di lingkungan baik yang
terlarut maupun yang terikat oleh partikel untuk mengalami biotransformasi,
biodegradasi, bahkan sampai biomineralisasi ( Kittrell, 2011 ).
B. Pengantar Mikrobiologi Lingkungan
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme di lingkungan alamianya disebut dengan
Ekologi Mikrobe. Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi
dengan hubungan ergonosme atau kelompok organisme dengan lingkungannya.
Mikrobiologi lingkungan adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
interaksi antara mikroorganisme, bumi, dan atmosfer. Mikrobiologi lingkungan
membahas antara lain mikrobiologi tanah dan udara, mikrobiologi limbah, dan
mikrobiologi akuatik. Mikrobiologi lingkungan diterapkan pada bidang pertanian,
industri, perikanan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Pengertian tersebut hampir sama dengan Ekologi
Mikrobe. Namun, Mikrobiologi lingkungan lebih fokus pada memanfaatkan potensi
mikrob serta meminimalisir dampak negatif yang dimilikinya untuk kesejahteraan
umat manusia.
Subjek utama dari mikrobiologi lingkungan adalah mikroorganisme.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup terkecil di bumi, namun memegang peranan
penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Banyak sekali tipe mikroba di
bumi. Kita hanya mengetahuinya tidak lebih dari 1% dari jumlah spesies mikroba
di bumi. Mikroba berada di sekeliling kita, di udara, tanah, dan air. Dalam
satu gram tanah terdapat 1 miliar mikroba yang terdiri dari ribuan spesies.
Ekosistem merupakan sistem yang dinamis suatu kenyataan yang
menjadi jelas bila kita mengenali adanya populasi yang sedemikian besar dengan keaneka
ragaman organisme yang juga besar. Diantara semua organisme yang terdapat dalam
suatu ekosistem tertentu, mikroorganisme adalah yang redapat paling banyak dan memiliki
kemampuan paling tinggi untuk menyebabkan perubahan.
Mikroorganisme
memegang peranan yang menentukan dalam
menguraikan sampah yang berasal dari manusia dan industri yang di
buang ke dalam air atau tanah, mereka mampu melaksanakan daur ulang terhadap
banyak macam bahan. Kualitas dan produktititas perairan alamia saling
berkaitan, terutama dengan populasi
mikrobenya. Udara yang bersih serta bebas debu mengandung relatif
sedikit mikroorganisme. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penilaian terhadap kualitas suatu
lingkungan memiliki kaitan yang erat dengan peranan mikroba.
C. Sejarah Mikrobiologi Lingkungan
Mikrobiologi Lingkungan mulai menggeliat pada tahun 1970an yang
dipicu oleh dua masalah lingkungan dan kesehatan yang melibatkan
mikroorganisme. Sebelum periode 1970 tersebut, penyebaran penyakit via air,
udara dan makanan yang marak terjadi bahkan hingga saat ini. Mendorong bidang
ilmu ini melahirkan metode desinfeksi dan penyaringan sumber air sebelum
dikonsumsi, hingga beberapa bakteri patogen mati dan mampu mereduksi kasus
kolera dan tifus. Namun pada periode 1960, para ilmuwan mulai menyadari bahwa
penyebab penyakit yang mampu ditransmisikan oleh air bukan hanya bakteri saja,
ada beberapa agen patogen seperti virus Norwalk dan protozoa parasit Giardia
yang mampu bertahan dari proses desinfeksi. Belum lagi 10% hingga 50% mikroorganisme
penyebab penyakit lain yang belum dapat diidentifikasi.
Faktor sejarah lain yang menjadi pokok kajian dari Mikrobiologi
lingkungan adalah penyebaran penyakit melalui bahan makanan (food-borne). Salah
satu kasus yang terkenal adalah serangan protozoa Cyclospora yang ditularkan
oleh buah Raspberry yang di-import oleh warga USA dari Guatemala. Menentukan
keberadaan dan peranan dari mikroorganisme patogen pada lingkungan perairan,
tanah dan udara adalah penggerak utama dari mikrobiologi lingkungan hingga
beberapa dekade kedepan.
1. Antoni Van Leuwenhoek (1632 – 1723)
Orang yang pertama kali
mencipatakan mikroskop dan mengetahui adanya dunia mikroorganisme.
Mikroskop ciptaannya memberikan pembesaran 300 kali. Dari air hujan yang
menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga, diperoleh aneka
hewan bersel satu (Infusoria / hewan tuangan). Tahun 1674 – 1683 ia mengadakan
hubungan dengan lembaga Royal Society di Inggris, dan melaporkan hal-hal yang
diamatinya kepada lembaga tersebut. Sebagai peletak batu pertama dalam sejarah
mikrobiologi.
2. Needham
Penganut pendapat
Aristoteles (makhluk-makhluk kcil itu terjadi begitu saja dari benda mati), Needham
selama tahun 1745-1750 mengadakan eksperimen dengan rebusan padi, daging Dan
lain-lain. Air rebusan tadi disimpan dalam botol tertutup, tapi timbul
mikroorganisme/ kehidupan baru timbul dari barang mati. Dikenal teori
abiogenesis atau generatio spontanea.
3. Spallanzani (1729-1799)
Pada tahun 1968
membantah pendapat Aristoteles. Ia mengatakan bahwa perebusan dan penutupan
botol Needham tidak sempurna. Dia merebus daging berjam-jam dan dimasukkan
dalam botol ternyata tidak diperoleh mikroorganisme baru. Sebagian orang
berpendapat bahwa penutupan botol yang rapat tidakmemungkinkan masuknya udara
untuk kehidupan mikroorganisme.
4. Scultze
Pada tahun 1636
mempebaiki eksperimen Spallanzani dengan mengalirkan udara lewat asam atau basa
yang keras. Tahun 1837 Schwann membuat percobaan dengan mengalirkan
udara lewat pipa yang dipanasi. Mereka tidak menemukan mikroorganisme dalam
kaldu. Orang keberatan dengan eksperimen mereka dengan mengatakan bahwa udara
yang melewati asam/basa dan pipa panas sudah mengalami perubahan sedemikian.
5. Schroeder & Ph Van Durch
Tahun 1834 menerangkan
suatu cara untuk menyaring udara dengan melewatkan udara pada suatu kapas yang
steril. Dengan cara ini ternyata tidak ditemukan mikroorganisme. Tumbanglah
teori abiogenesis.
6. Louis pasteur
Tahun 1865 melakukan
percobaan , menggunakan botol berisi kaldu dengan ditutup oleh pipa yang melengkung
seperti leher angsa, dan tidak ditemukan mikroorganisme. Menyimpulkan “ Omne
Vivum ex Ovo, Omne Ovum ex Vivo” (Semua kehidupan itu berasal dari sesuatu yang
hidup).
D.
Peranan
Mikroorganisme Dalam Kehidupan
Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam pengelolaan
lingkungan. Contohnya pada Pseudomonas putida dapat dikembangkan menjadi
mikroorganisme yang mampu mencerna minyak bumi pada kasus pencemaran air laut
oleh pengeboran minyak lepas pantai atau kecelakaan kapal pengangkut minyak.
Bacillus subtillis dapat dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mempunyai
kemampuan mengimobilisasi logam berat pada limbah-limbah industri yang banyak
mengandung logam berat. Aspergillus miger dapat dikembangkan untuk memetabolisme
pestisida tertentu seperti endosulfan dan karbofuran.
Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) juga berperan dalam
pengolahan air limbah atau limbah cair baik pada lagon system (sistem kolam),
activated sludge system (sistem lumpur aktif), down flow sandfilter system (
sistem filter pasir aliran kebawah ) dan up flow sand filter system (sistem
filter pasir aliran keatas). Salah satu fungsi biofilm tersebut adalah
mendekomposisi protein menjadi amonia, nitrit dan nitrat.
Pencemaran lingkungan akhir-akhir ini menjadi permasalahan global
yang menuntut pengelolaan yang efektif dan efisien dalam waktu yang relatif
cepat. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya polutan industri,
domestik, pertanian, peternakan, rumah sakit dan sebagainya. Pengelolaan
pencemaran lingkungan bertujuan agar suatu kegiatan sedapat mungkin
menghasilkan polutan sedikit mungkin atau menjadikan polutan tersebut tidak
berbahaya lagi sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan kesehatan.
Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi.
Pengelolaan secara biologi dapat menggunakan biota tingkat tinggi, biota
tingkat rendah maupun mikroorganisme. Penggunaan biota tersebut baik sebagai
biomonitoring maupun terlibat langsung dalam processing pengolahan limbah atau
polutan.
Adapun beberapa peranan suatu mikroorganisme di dalam kehidupan
maupun cara pengelolahannya adalah sebagai berikut :
1. Mikroorganisme yang
telah direkayasa dapat digunakan menggantikan
untuk suatu proses produksi sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit.
Beberapa contohnya adalah produksi enzim,vitamin, karbohidrat, dan lipida yang
menggunakan mikroorganisme akan menghasilkan limbah produksi lebih sedikit jika
dibandingkan dengan produksi enzim,
vitamin, karbohidrat, lipida yang menggunakan tumbuhan. Penggunaan Bacillus
thuringiensis sebagai bioinsektisida
dan penggunaan Bacillus subtilis sebagai
pupuk bio-fosfor.
2. Miroorganisme yang
telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersihan (biocliner).
Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme
pembersih (bio-cliner) jenis-jenis polutan (limbah) yang digunakan dapat
digunakan dapat menghasilkan bahan yang lebih bernilai ekonomis seperti:
a. Produksi biogas
Limbah-limbah dari rumah tangga, pertanian, dan industry yang
diurai oleh bakteri kelompok metanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian
besar merupakan metana. Biogas metana
dapat terjadi dari penguraian limbah
organik yang mengandung protein dan karbohidrat. Secara lebih ringkas, dapat dinyatakan bahwa
bakteri yang berperan dalam perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada
dua macam yaitu: bakteri pembentuk asam dan merombak bahan organik dan
menghasilkan asam lemak. Proses ini dilakukan oleh bakteri-bakteri Pseudomonas,
Flavobacterium, Alkaligenes, Escherichia, Aerobacter. Selanjutnya asam
lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan, dan menghasilkan gas bio (sebagaian
besar menghasilkan metan) bakteri-bakteri tersebut adalah Methanobacterium,Methanosarcina,
dan Methanococcus. Di samping itu juga ada kelompok bakteri lain yang
memanfaatkan unsur-unsur sulfur (S) dan membentuk H2S yaitu bakteri Desulvovibrio.
b. Untuk Mengatasi
Limbah Minyak Bumi.
Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi limbah minyak bumi di daerah kilang minyak
(terutama kilang minyak lepas pantai). Atau pada kecelakaan kapal pengangkut
minyak bumi. Golongan Pseudomonas, seperti Pseudomonas putida mampu
mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan bagian utama penguraian hidrokarbon terdapat pada plasmid. Bakteri yang mengandung plasmid
rekombinan kultur dalam jerami dan
dikeringkan. Jerami berrongga yang telah berisi
kultur bakteri kering dapat
disimpan dan dikeringkan dapat disimpan dan digunakan jika diperlukan. Pada
jerami akan menyerap minyak dan bakteri akan menguraikan tumpahan minyak itu
menjadi senyawa yang tidak berbahya dan
tidak menimbulkan polusi.
c. Untuk Mengatasi
Limbah Logam Berat.
Limbah pabrik yang banyak mengandung lsogsm berat dapat dibersihkan
oleh mikroorganisme yang dapat
menggunakan logam berat sebagai nutrient atau hanya menyerap
(imobilisasi) logam berat.
Mikroorganisme yang dapat digunakan diantaranya adalah Thiobacilus
ferrooxidas dan Bacilus subtilis. Thiobacilus ferrooxidas mendapatkan energy dari senyawa organic
seperti bahan yang berguna asam fumarat dan besi sulfat. Bacilus subtilis memiliki
kemampuan mengikat logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al, dan fe dalam
bentuk nitrat.
d. Pengolahan Limbah
Yang Kaya Akan Protein.
Limbah-limbah yang kaya protein jika terdekomposisi oleh bakteri
decomposer akan menghasilkan nitrat, nitrit, dan ammonia. Ketiga hasil
dekomposisi ini dapat mengakibatkan lingkukan dan kesehatan.
E.
Ruang Lingkup Mikrobiologi Lingkungan
Ruang
lingkup mikrobiologi lingkungan sangatlah luas, oleh karenanya mikrobiologi
lingkungan membahas beberapa aplikasi mikroorganisme padaaspek lingkungan,
interaksi mikroorganisme dengan sesama mikroorganisme, mikrobiologi lingkungan
berdasarkan habitat mikroorganisme diantaranya mikrobiologi tanah dan udara,
mikrobiologi limbah dan bioremediasi, dan mikrobiologi akuatik, mikrobiologi
rumen. Mikrobiologi lingkungan juga diterapkan pada bidang pertanian, industri,
kesehatan, dan lain sebagainya yang termasuk ke dalam mikrobiologi lingkungan
berdasarkaan sasaran masalah yang diselidiki.
1. Berdasarkan habitat mikroorganisme:
·
Mikrobiologi tanah : ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di
dalam tanah
·
Mikrobiologi udara : ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di
dalam udara
·
Mikrobiologi akuatik : ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di
dalam air
·
Mikrobiologi Rumen : ilmu yang mempelajari kehidupan mikroorganisme di dalam sistem
makhluk hidup lain yaitu manusia dan hewan
2.
Berdasarkan sasaran masalah yang diselidiki:
·
Mikrobiologi
pertanian : ilmu yang
mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang pertanian
·
Mikrobiologi industri :
ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang
industry, baik yang mengntngkan (misalnya dalam pembuatan) ataupun yang
merugikan (misalnya dalam proses pembusukan dan kerusakan)
·
Mikrobiologi
kesehatan : ilmu yang
mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang kesehatan
(penyakit, imunisasi, antibiotika ddan sebagainya)
·
Mikrobiologi pertambangan : ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan
peranan mikroorganisme di bidang pertambangan dan geologi (misalnya minyak)
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto MAK, 2002.
Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Budiyanto, 2001. Peranan
Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi
Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Feliatra.2002.
Sebaran Bakteri Eschericia Coli di
Perairan Muara Sungai Bantan Tengah Bengkalis. Riau : Universitas Negeri
Riau.
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme.
Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
Karyadi. 2010.Partisipasi
Masyarakat dalam Program Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di RT
30 RW 07 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Kittrell, Mindy Miller. 2011. Applied and Environmental Microbiology. Pearson Education Inc.
Krisno, Agus. 2010. Hand out-10 Mikrobiologi lingkungan, Pertanian, dan
Peternakan. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press.
Ni’matuzahroh. 2010. Bioremediasi Limbah Pencemar Oleh Mikroorganisme. Universitas
Airlangga: Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi.
Priadie, Bambang. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai
Alternatif dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Program Studi
Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana : UNDIP.
Pelczar, Michael J.1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi 2 (diterjemahkan
oleh Ratna Siri Hadioetomo, et al). Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Vega-Mercado. 1996. Inactivation of proteolytic enzymes and selected microorganisms in
foods using pulsed electric fields. Washington : Washington State
University.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi
Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press.
0 komentar:
Posting Komentar