Pages

Selasa, 10 April 2018

PREDIKSI JUMLAH AIR DI DUNIA PADA MASA YANG AKAN DATANG


Ketersediaan air bersih di masa mendatang merupakan hal terpenting bagi kehidupan semua manusia. Air sebagai satu hajat dasar manusia, ketersediaan air bersih adalah hal utama menjamin kelayakan keberlangsungan hidup. Menurut Angela Kearney -Perwakilan UNICEF di Indonesia- kemajuan penting telah dibuat dalam dekade terakhir untuk meningkatkan akses terhadap sumber air dan sanitasi yang baik di Indonesia. Tapi masih banyak orang yang masih tidak mendapatkan haknya yang paling dasar itu. Hanya separuh dari penduduk Indonesia memiliki akses air bersih, dan kurang dari setengah memiliki akses ke sanitasi yang layak. Prioritas utama, menurut UNICEF, harus mencakup pelaksanaan program air, sanitasi dan kebersihan di semua sekolah pada 2020, dengan fokus khusus pada air dan sanitasi bagi masyarakat miskin perkotaan sebagai bagian dari semua program pembangunan perkotaan, dan alokasi sumber daya yang cukup untuk mencapai target air, sanitasi dan kebersihan di tingkat Nasional dan subnasional.  
Pada National Geographic (2016) Peringatan Hari Air Sedunia tiap 22 Maret mengingatkan kembali fenomena krisis air yang mengglobal. Tanpa ada perubahan nyata, baik dalam perilaku sehari-hari maupun dunia industri dengan kebijakan pemerintah yang tepat, pada 2030 kebutuhan air akan lebih besar 40 persen dari jumlah yang tersedia. Dalam artikel Kompasiana.com (2015) menyatakan penggabungan skenario antara data prediksi perubahan iklim dalam beberapa puluh tahun kedepan, dan juga tingkat pertumbuhan sosial ekonomi suatu negara digunakan untuk membuat peta prediksi dan memperingkat negara-negara yang diduga akan mengalami krisis air  sekitar tahun 2040.
Diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses air minum yang layak mulai 2019. Target ambisius itu tertuang dalam program 100-0-100, yakni 100% ketersediaan akses air bersih, 0% kawasan kumuh, dan 100% ketersediaan akses sanitasi sehat. Untuk merealisasikan ketahanan air, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) secara masif membangun bendungan-bendungan di seluruh Indonesia beberapa tahun kedepan. Kondisi ketersediaan air di Indonesia saat ini ialah 56 m3 per kapita per tahun.
Di tahun 2025, kelangkaan air akan lebih terlihat di negara miskin di mana sumber daya terbatas dan perkembangan populasi meningkat, seperti di Afrika, Timur Tengah, dan beberapa bagian di Asia. Pada tahun yang sama, area urbanisasi yang besar akan membutuhkan banyak infrastruktur baru untuk menyediakan air yang aman dan sanitasi yang pantas. Hal ini diperkirakan akan menimbulkan konflik dengan pengguna air di pertanian, yang saat ini menggunakan sebagian besar air yang digunakan oleh seluruh manusia. Kairo mesir pun diperkirakan oleh PBB pada tahun 2025 akan mengalami kelangkaan air, hal tersebut dapat terjadi karena adanya kekeringan yang terjadi secara terus menerus. Sungai Nil yang pernah begitu penting untuk pembentukan salah satu peradaban terbesar di dunia, kini mengalami masalah besar di zaman modern ini. Nil adalah sumber dari 97% kebutuhan air Mesir tetapi juga merupakan hilir dari sampah pertanian dan sampah rumah tangga yang yang tidak diolah.
Dalam majalah Percik, Mardikanto dan Aisyah (2012) pada pendapat yang dikemukakan oleh Ketua Umum Indonesia Water Institute, Firdaus Ali, dalam satu kesempatan mengungkapkan, Jakarta pada 2025 diperkirakan akan mengalami defisit 23.720 liter air per detik. Sementara saat ini ketersediaan air hanya mampu memasok 2,2 persen dari kebutuhan air bersih warganya. Keadaan yang lebh buruk: kantung-kantung ait tidak mengalami pengisian ulang meski turun hujan lebat karena seantero kota penuh dengan beton dan aspal, sehingga lapangan terbukapun tak bias menyerap air hujan.
Dalam artikel BBC Indonesia (2018) menyatakan Menurut data resmi pemerintah, Turki secara teknis sedang mengalami masalah air, karena pasokan per kapita turun hingga di bawah 1.700 meter kubik pada tahun 2016. Para pakar negeri itu memperingatkan bahwa pada tahun 2030, situasi itu dapat memburuk mencjadi kelangkaan air. Dan menurut otoritas London, penggunaan air kota London sudah mepet mendekati kapasitas maksimumnya dan kemungkinan akan menderita masalah pasokan pada tahun 2025, dan mengalami "kelangkaan serius" pada tahun 2040. Kenyataannya sangat berbeda. Dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 600mm (kurang dibanding rata-rata Paris dan hanya sekitar setengah dari New York), London memperoleh 80% air mereka dari sungai (Sungai Thames dan Lea). Kelihatannya larangan penggunaan selang air di kawasan publik akan lebih umum di masa depan, karena sekarang ini pemborosan air oleh selang-selang pipa umum itu mencapai 25%.
Dalam jurnal Hidayat (2015) Total kebutuhan air bersih untuk semua jenis pelanggan di BPAB unit Kecamatan Rambah, Riau untuk 15 tahun yang akan datang (Tahun 2028) sebesar 436,67 m3 /hari. Kebutuhan air bersih di BPAB unit kecamatan Rambah untuk jangka panjang (2028) jumlah pelanggan 436 pelanggan, kebutuhan air bersih = 444,049723 m3 /hari. Dengan kapasitas resevoir di BPAB unit kKecamatan Rambah Sebesar 1.100 m3 /hari maka dengan kapasitas tersebut masih memenuhi kebutuhan air bersih di BPAB unit Kecamatan Rambah sampai dengan tahun 2028. Faktor kehilangan air pada tahun 2013 sebesar 1,69 % maka diperkirakan kehilangan air untuk jangka jangka panjang (2028) adalah 7,379723 m3 /hari.
Dalam Brahmanja dkk (2013) Faktor utama dari jumlah tingkat kehilangan air disebabkan pipa yang terpasang sudah tua, kondisi tanah yang berbeda – beda sehingga pipa cepat keropos sehingga mengalami kebocoran serta pemakaian yang berlebihan.. Dewasa ini, tiap-tiap negara punya metode sendiri dalam menangani krisis air. Di beberapa negara di mana angin yang menguntungkan terus-menerus bertiup, kincir-kincir angin mengangkat air ke permukaan dan juga berfungsi sebagai generator listrik. Di negara yang lebih kaya, mengubah air laut menjadi air tawar juga dipandang sebagai solusi yang tepat guna. Di banyak tempat, bendungan-bendungan raksasa menampung air sungai dan air hujan, metode yang sedikit banyak terbukti efektif meskipun reservoir di daerah gersang bisa menyusut sekitar 10% karena penguapan.

DAFTAR PUSTAKA
Barhmanja, Anton Ariyanto, Khairul fahmi. 2013. Prediksi Jumlah Kebutuhan Air Bersih BPAB Unit Dalu. Rokan Hulu. Seminar Nasional TI.
BBC Indonesia. 2018. Jakarta dan 10 Kota Dunia Yang Akan Alami Kelangkaan air minum. [http://www.bbc.com/indonesia/dunia-43027843] (Diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 21:14 WIB).
Hidayat Arifal. 2015. Prediksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Lima Belas Tahun Yang Akan Datang di Kabupaten Rokan Hulu_Provinsi Riau: SIKLUS Jurnal Teknik Sipil. 1(1): 1-6.
Lion. 2015. Waspada Indonesia Krisis Ar Sebelum 2040 Semakin Nyata. [https://www.kompasiana.com/lionstar/waspada-indonesia-krisis-air-sebelum-2040-semakin-nyata_56291eb850f9fda1058b456d]. (Diakses pada tanggal 10 April 2018 pukul 20:24 WIB).
Mardikanto Aldy, Nur Aisyah Nasution. 2012. Menyelamatkan Air Untuk Masa Depan: Majalah Percik Media Informasi Air Minum dan Sanitasi: KKAM dan Penyehatan Lingkungan (Pokja ANPL) Nasional.
National Geographic. 2016. Ketika Krisis Air di Depan Mata. http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/03/ketika-krisis-air-di-depan-mata. Diakses pada tanggal 10 April 2018. Pukul 20:44 WIB.

1 komentar:

Tommy mengatakan...

Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

Salam,

(Tommy.k)

WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com

Management

OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri

Posting Komentar